Majikanpulsa.com – Korban perang di Vietnam, Nguyen Thi Thanh (Kanan), menggugat pemerintah Korea Selatan atas kejahatan perang yang dilakukan lima dekade lalu. Setelah 55 tahun, ia akhirnya mendapat keadilan dari pengadilan Korea Selatan yang memerintahkan pemerintah untuk membayar ganti rugi sebesar 30 juta won. Aktivis HAM merayakan kemenangan Thanh, namun mereka berharap gugatan ini akan membuka mata publik Korea Selatan tentang masalah lain yang terkait dengan perang di Vietnam. Korban perang Vietnam menuntut keadilan untuk negara dan pemerintah Korea Selatan selama bertahun-tahun.
Korban perang Vietnam, Nguyen Thi Thanh (Kanan), menggugat pemerintah Korea Selatan atas kejahatan perang yang dilakukan lima dekade lalu. Setelah 55 tahun, pengadilan Korea Selatan mengakui bahwa militer negaranya telah melakukan tindakan ilegal dan memerintahkan pemerintah untuk membayar ganti rugi sebesar 30 juta won. Aktivis HAM merayakan kemenangan Thanh, namun berharap gugatan ini akan membuka mata publik Korea Selatan tentang masalah lain yang terkait dengan perang di Vietnam.
Nguyen Thi Thanh (Kanan) menggugat pemerintah Korea Selatan atas kejahatan perang yang dilakukan negaranya di Vietnam lima dekade lalu. Foto tersedia Jaringan Sipil Perang Vietnam.
Untuk pertama kalinya, Korea Selatan mengakui perannya dalam perang di Vietnam setengah abad lalu. Pengadilan Korea Selatan memerintahkan pemerintah untuk membayar ganti rugi sebesar 30 juta won (setara dengan Rp 360 juta) kepada para penyintas pembantaian oleh pasukan militer Korea Selatan pada tahun 1968.
Nguyen Thi Thanh yang berusia delapan tahun sekarang berada di desanya, Phong Nhi, di Vietnam Tengah, diserang oleh marinir Korea Selatan. Serangan itu menewaskan lebih dari 70 orang, lima di antaranya adalah Thanh bersaudara. Saya juga ditembak di perut tapi selamat. Pada 7 Februari 2023, kami akhirnya mendapatkan keadilan selama 55 tahun terakhir.
Perempuan yang kini berusia 62 tahun itu menyeret pemerintah Korea Selatan ke meja hijau pada April 2023, sebagai upaya untuk meminta maaf atas tragedi yang ditimbulkannya. Itu juga menuntut ganti rugi 30 juta won, menurut ketentuan tertulis pengadilan.
Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengakui bahwa militer negara tersebut telah melakukan tindakan ilegal di masa lalu. Dalam persidangan, pengadilan menolak tuntutan hukum pemerintah bahwa kasus tersebut telah berakhir.
“Jiwa korban sekarang bisa beristirahat dengan tenang,” kata Thanh dengan penuh kasih sayang, terlihat dalam video yang dibagikan oleh pengacaranya.
Putusan itu dicabut setelah hakim mempertimbangkan kesaksian Thanh dan pamannya, Nguyen Duc Choi, yang terkena serangan jantung sekitar Agustus lalu.
“Hari itu sangat menyakitkan bagi saya,” katanya dengan air mata berlinang, saat itu. “Saya tidak bisa berhenti menyalahkan diri sendiri. Mengapa aku tidak mati bersama ibuku?”
Warga Vietnam yang menjadi korban perang telah menuntut keadilan bagi negara dan pemerintah Korea Selatan selama bertahun-tahun. Namun, seringkali suara mereka dibungkam untuk mendorong kerja sama ekonomi kedua negara.
Empat tahun lalu, Presiden Korea Moon Jae-in mengaku menyesali sejarah kelam yang dialaminya puluhan tahun lalu. Namun, permintaan maaf tersebut tidak menyebutkan apapun tentang genosida rakyat Vietnam. Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan bahkan menepis tudingan bahwa tentaranya terlibat dalam pembunuhan massal.
Namun, Lim Jae-sung selaku pengacara Thanh mengatakan siap melakukan segalanya untuk membuktikan kesalahan Korea Selatan. “Kami memiliki kesaksian korban dan pelaku. Ada juga bukti foto dan berkas lain dari militer AS,” ujarnya dalam wawancara VICE World News tahun lalu. “Bahkan dokumen resmi pemerintah Vietnam menunjukkan kasus yang tidak biasa.”
Seoul mengerahkan sekitar 320.000 tentara untuk bergabung dengan Amerika Serikat melawan tentara komunis Vietnam Utara dari tahun 1964-1973. Selama perang, tentu saja, pasukan Korea Selatan menganiaya warga sipil. AS kemudian membuka penyelidikan atas kejahatan perang yang dilakukan oleh Korea Selatan. Dari hasil penyelidikan diperoleh bukti saksi mata dan bukti foto di tempat kejadian.
Namun, penyelidikan dihentikan setelah militer Korea Selatan membantah tuduhan tersebut. Kesaksiannya kemudian menjadi penguatan dalam kasus Thanh.
Aktivis HAM di Negara Ginseng merayakan kemenangan Thanh yang dianggap prematur bagi korban perang lainnya. “Kami berharap gugatan Thanh akan membuka mata publik Korea Selatan dan menjadi sesuatu untuk dipikirkan [tentang beragam masalah lain yang terkait dengan perang di Vietnam],” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh sejumlah kelompok sipil di Korea Selatan pada hari Rabu.
Veteran angkatan laut Korea Selatan Ryu Jin-seong adalah saksi kunci tragedi itu. Pada persidangan tahun 2023, dia mengaku pasukannya menyerbu desa Thanh setelah mendapat serangan langsung.
“Saya menyadari bahwa perjuangan kami sia-sia setelah menyadari bahwa tindakan kami benar-benar untuk mengejar perdamaian dan kebebasan di Vietnam,” ujarnya dalam wawancara 11 Januari lalu.
“Ini masalah hati nurani. Bagaimana pemerintah menangani peristiwa ini akan menentukan arah masa depan negara kita.”
Ikuti Junhyup Kwon di Twitter.
Ikuti Koh Ewe di Twitter dan Instagram.
#Tentara #Korsel #Lakukan #Pembunuhan #Massal #Tahun #Lalu #Wajib #Ganti #Rugi #Korban Tentara Korsel Lakukan Pembunuhan Massal 50 Tahun Lalu, Wajib Ganti Rugi Korban
Source: www.vice.com