Nilai Tim Advokasi Kasus Baru Gagal Ginjal Bebal Shock Pemerintah

[ad_1]

Jakarta, CNNIndonesia

anggota tim advokasi untuk manusia menuntut tindakan kelas kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GAPA) Awan Puryadi mengkaji ulang munculnya penyakit akibat imunitas pemerintah.

Disebutkan bahwa invensi tersebut masih belum memiliki standar Good Manufacturing Practice (CPOB) yang sesuai dengan pemeriksaan Ethylene Glycol (EG) dan Diethylene Glycol (DEG).

Menurut Awan, korban merupakan kasus baru karena protokol di fasilitas kesehatan Kementerian Kesehatan belum memiliki protokol penanganan keracunan Ethylene Glycol (EG) dan Diethylene Glycol (DEG).

“Ini menunjukkan pemerintah ini yang kemarin lalai, sekarang menjadi lebih. Kemarin lalai, sekarang bodoh,” kata Awan ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (7/2).

Selain itu, ia juga menyoroti temuan pasien gagal ginjal akut di DKI Jakarta. Salah satunya meninggal.

“Bahkan jika ada sesuatu hidup, tidak mati, pasti cacat lagi. Ini sangat luar biasa,” jelas Awan.

Apalagi, kata dia, pemerintah harus menetapkan penyakit itu sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra sebelumnya mengecam tindakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang tidak sepenuhnya memasukkan GGAPA.

Penyidikan yang telah selesai pada kasus gagal ginjal yang terjadi pada periode Juli-September 2022 membuat sang anak kembali ke dunia di Jakarta.

Hermawan ada dua sisi terkait GGAPA tahun 2022 lalu, yaitu di bidang hukum di mana pun diproses dan hal yang melaksanakan evaluasi kebijakan bagaimana menjelaskan pencegahan ke depan, termasuk perbaikan sistem pelayanan kesehatan.

Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dievaluasi secara keseluruhan sehingga pencarian harus terdistribusi dari formula yang mengandung Ethylene Glycol (EG) dan Diethylene Glycol (DEG).

“Kami observasi kesehatan sulit menentukan tingkat evaluasi pada kasus gagal ginjal sebelumnya,” jelas Hermawan saat dihubungi, Senin (6/2).

Dikatakan bahwa masuknya GGAPA ini tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba. Menurutnya, ada faktor seperti paparan senyawa berbahaya hingga faktor ketidaktepatan pelayanan kesehatan atau tidak dilaporkan ke masyarakat.

“Harusnya sistem pencarian karena sudah diduga penyebab harus dilengkapi pada formula distribusi yang mengandung EG dan DEG,” katanya.

(pop/sfr)




[ad_2]
Nilai Tim Advokasi Kasus Baru Gagal Ginjal Bebal Shock Pemerintah

#Nilai #Tim #Advokasi #Kasus #Baru #Gagal #Ginjal #Bebal #Shock #Pemerintah

Source: www.cnnindonesia.com