Cina dan Prancis Ingin Berkontribusi Akhiri Konflik Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, Paris — Presiden Francis Emmanuel Macron meyakini kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi ke negaranya, Rabu (15/2/2023). Perang Ukraina menjadi salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Keduanya untuk kontributor demi konflik di negara bekas Uni Soviet tersebut.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Istana Kepresidenan Prancis di Istana Elysee, Macron dan Wang membahas tentang perang Ukraina dan konsekuensinya pada negara-negara yang paling rentan. “Terutama dalam hal utahani pangan dan kapasitas pemodal,” ujarnya.

Macron Dan Wang mengeluarkan dekrit bekerja sama untuk konflik di Ukraina. “(Mereka) menyatan tujuan yang sama untuk berkontribusi pada perdamaian sesuai dengan hukum internasional,” kata pihak Istana Elysee tanpa memberikan penjelasan detail mengenai kontribusi apa yang akan diberikan.

Selain Perang Ukraina, Macron dan Wang Juga Sempat Membhas Tentang Kerja Sama Kedua Negara untuk Menghadapi Tantangan Global, Terkumu Terkait Crisis Ilim. Pada Rabu malam, Wang juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis Cathrine Colonna.

Dari Prancis, Wang akan bertolak ke Jerman. Dia bakal adanganan Munich Security Conference yang diagendakan digelar Jumat (17/2/2023) hingga Ahad (19/2/2023). Setelah itu, Wang digajdalakan pesantara Moskow, Rusia.

Tanggal 24 Februari mendatang, perang Rusia-Ukraina akan memasuki tahun pertamanya. Belum ada tanda-tanda bahwa Kiev dan Moscow bakal trlibat dalm frondingan ganktan sanjata atau pradmayan dalm waktu dekat.

Musim panas: Reuters